Your basket is currently empty!
Basically, kita akan menemukan gambut hanya pada daerah yang berair atau rawa. Lantas, bagaimana bisa kita menemukan gambut pada daerah yang kering? Apakah hal tersebut aman untuk ekosistem dan lingkungan sekitar? Yukk bahas lebih lanjut ๐
Seperti yang dibahas pada postingan sebelumnya, tanah gambut hanya akan terbentuk pada daerah yang terendam air. Keadaan tersebut menyebabkan tidak banyak tanaman perkebunan/HTI yang bisa ditanam dalam kondisi tersebut. Akhirnya beberapa insinyur pertanian menyarankan untuk dilakukan drainase lahan agar memungkinkan tumbuhnya tanaman perkebunan/HTI non rawa.
Dari segi positifnya, lahan gambut menjadi lebih produktif, sehingga mampu membantu suplai kebutuhan produk komoditas dan HTI. Namun dari segi negatifnya, keseimbangan ekosistem pun terganggu. Gambut yang mana mampu menyimpan air lebih dari 100% dari bobotnya dipaksa mengering terdrainase.
Apabila gambut sudah kehilangan separuh jiwanya (air), maka banyak dari sifat fisik dan kimia alami gambut akan hilang. Atau secara ilmiah disebut “ireversibel drying” kering tak kembali. Gambut akan mudah subsiden, tidak mampu menyimpan hara, dan berakhir pada menurunnya produktivitas lahan.
Jadi seperti itu sob cerita singkatnya, udah lebih tau kan sekarang? Semoga bermanfaat ๐
Leave a Reply