Your basket is currently empty!
Sobat Sitibecik sekalian, tahukah kalian bahwa tanah mengandung logam? Tentunya bukan logam batangan yang besar – besar seperti yang kita lihat di tukang las! Logam-logam ini berbentuk senyawa, yang tersedia dalam tanah akibat dari pelapukan batuan induk. Lalu, apa kegunaan logam di dalam tanah ini? Ternyata, usut punya usut, unsur – unsur logam ini dibutuhkan oleh tanaman, lho! Meskipun tidak sekrusial N, P dan K, namun logam seperti besi (Fe), tembaga (Cu) dan seng (Zn) termasuk dalam unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur – unsur ini berperan penting dalam proses enzimatik tanaman!
Sayangnya, logam dalam tanah ini tidak selamanya baik untuk tanaman. Apabila jumlahnya berlebih, tanaman justru akan keracunan logam, lho. Bentuk keracunan yang timbul bermacam – macam, tergantung tanaman dan unsur logamnya. Selain itu, unsur logam yang berlebih di tanah juga akan menganggu proses penyerapan unsur lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, Al dan Fe berlebih akan mengikat P dan membuat P tidak tersedia untuk tanah. Bayangkan kamu sudah capek – capek memupuk, haranya bukannya diserap tanaman, tapi malah “disandera” oleh ion logam. Sebel, kan? Petani yang bertanam di tanah yang kaya logam pastinya akan was- was dengan kondisi tanamannya.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Nah, tahukah sobat sekalian, bahwa logam – logam ini ternyata bisa “dijinakkan” dengan senyawa organik! Senyawa – senyawa yang mampu mengikat logam ini disebut dengan khelat. Dalam ilmu kimia, khelat didefinisikan sebagai molekul organik yang mampu membentuk struktur cincin yang mengelilingi logam tersebut. Proses pengikatan ini disebut khelasi, dimana proses ini melibatkan pengikatan logam dengan ligan atau agen pengkhelat. Nah, agen pengkhelat ini (gugus karboksil dan fenol) punya senyawa aktif yang berhubungan langsung dengan ion logam. Kalau dalam tanah, ion logam yang bisa diikat dengan khelat biasanya adalah Fe3+, Cu2+, Zn2+, Mn2+, Fe2+, Ca2+ dan Mg2+.
Ion – ion logam yang disebutkan di atas terkadang “berkeliaran” bebas di tanah, yang mengakibatkan tanaman bisa dengan mudah menyerapnya. Tanaman tidak bisa semudah itu memilih ion apa yang dia serap, sobat, meskipun itu bisa meracuninya. Karena tanaman tidak bisa diberi tahu (pastinya), maka sudah semestinya kita sebagai petani yang harus memutar otak mencari solusinya. Salah satu cara untuk mengendalikan ion logam dalam tanah adalah dengan mengikatnya supaya tidak bebas berkeliaran, dan cara yang mudah dilakukan adalah dengan khelasi ini. Dengan memberikan senyawa organik, maka senyawa ini akan bekerja sendiri “menangkap” ion logam sehingga ion logam ini menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Artinya, tanaman tidak akan bisa lagi menyerap logam ini. Logam itu pun tidak akan mengikat zat hara lain yang bermanfaat, karena ia sudah “dipaksa” berpasangan dengan senyawa organik.
Lantas, bagaimana praktiknya pada lapangan? Nah, inti dari khelat adalah penjeratan dengan senyawa organik, sehingga sobat bisa memasukkan amelioran atau pupuk yang mengandung asam organik, seperti misalkan asam humat. Atau, yang lebih konvensional, sobat sekalian bisa menggunakan bahan organik seperti humus, pupuk kandang atau pupuk kompos yang mana cukup banyak menghasilkan asam organik sekaligus mengeluarkan hara yang bermanfaat untuk tanaman secara perlahan selagi terdekomposisi. Bahan organik juga berperan sebagai buffer, di mana jika bersifat masam maka akan meng-khelat logam, dan jika bersifat basa maka akan menetralisir kation basa.
Bagaimana, sobat? Sekarang sudah paham kan fungsi khelat pada tanah? Apabila sobat punya lahan yang memiliki kadar logam tinggi dan masih bingung bagaimana penanganannya, yuk hubungi Sitibecik! Kami akan memberi solusi dan rekomendasi sehingga sobat tidak perlu bingung dalam membuat rencana penananam! Kami tunggu, ya!
Leave a Reply