fbpx

Mengenal Si Imoet Cacing Tanah Lebih Dekat

An happy earth worm by sciencetrends.com
An happy earth worm by sciencetrends.com

Apa yang teman-teman rasakan ketika melihat cacing tanah? Geli? Jijik? Lembek-lembek gitu. Melihat nya aja udah males banget, apalagi pegang.
Sebelum jijik lebih dalam (ceilah) yuk kenal lebih jauh dengan makhluk kecil penghuni dalam tanah yang satu ini.

Cacing tanah, hewan yang paling sering kita jumpai ketika main-main dengan tanah. Cacing sendiri merupakan salah satu jenis fauna yang ikut melengkapi khasanah hayati fauna Indonesia dan termasuk ke dalam kelompok hewan tingkat rendah, tidak bertulang belakang (invertebrata) dan merupakan kelompok annelida atau cacing bersegmen. Hewan ini ditemukan pada lingkungan terrestrial basah di Indonesia.

Jenis-jenis cacing tanah

Di dunia ini terdapat kira-kira 1800 spesies cacing tanah yang telah diidentifikasi. Banyak banget cuy. Gak kebayang 1800 itu jadi satu ngumpul di lahan belakang rumah kalian. Berdasarkan cara hidupnya, cacing tanah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu cacing epigeik (little dwellers), cacing endogeik (shallow soil dwelling), dan anecik (deep burrowers).

Beberapa cacing epigeik hidup di permukaan tanah atau bagian atas tanah dan memakan sampah organik yang masih kasar serta sejumlah sampah yang belum terurai. Jenis cacing tanah endogeik hidup di dalam tanah yang lebih dalam dengan membuat liang horizontal yang bercabang ke dalam dan memakan tanah serta bahan organik.

Jenis cacing tanah anesik hidup di dalam sistem liang vertikal yang lebih permanen yang dapat meluas beberapa meter ke dalam tanah dan dapat ditemukan di dalam liang yang dangkal atau dalam tergantung pada kondisi tanah. Cacing tang endogeik dan anesik secara substansial dapat memperbaiki porositas karena aktivitas mereka membuat liang yang dalam pada tanah mineral.

Cara cacing menyuburkan tanah

Cacing tanah membantu menyuburkan tanah

Aktivitas cacing tanah dalam mencari makan dan membuat saluran-saluran berperan penting dalam dekomposisi bahan organik, penyebaran bahan organik, siklus nutrisi dan pergerakan air dalam tanah. Hal tersebut yang membuat tanah akan menjadi subur. Tidak hanya melalui aktivitas nya di dalam tanah seperti merombak bahan organik, kotoran atau feses cacing tanah yang bertekstur halus dan subur yang disebut kascing (bekas cacing) dapat bermanfaat bagi kesuburan tanah.

Kascing sebagai feses dari cacing tanah merupakan bahan organik penting dan merupakan faktor kunci dalam berbagai proses biokimia dalam tanah yang menentukan tingkat kesuburan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Suatu dugaan sementara dapat dikatakan bahwa banyaknya kascing identik dengan kepadatan cacing tanah. Aktivitas cacing tanah yang membuat liang di dalam tanah dengan memakan massa tanah dan bahan organik dapat mencegah pemadatan tanah pada suatu lahan.

Melalui kascing pula, stabilitas agregat tanah dapat meningkat dan menempatkan hara maupun bahan organik di daerah rhizosfir sehingga nilai fungsi hara maupun bahan organik untuk pertumbuhan tanaman menjadi efektif. Suin (2003) menyatakan bahwa Pontoscolex corethrurus merupakan spesies yang banyak ditemukan pada semua lahan pertanian di Indonesia. Spesies ini toleran terhadap segala jenis tanah dengan karakteristik fisik dan kimia yang berbeda-beda.

Pontoscolex corethrurus merupakan spesies cacing tanah tropis yang telah dikenal dan diketahui memiliki potensi untuk mengameliorasi tanah yang memiliki struktur yang buruk seperti struktur yang kompak dan dapat memperbaiki struktur tang dan sistem drainasenya pas daerah tropis basah. Termasuk ke dalam kelas cacing geophagus, cacing ini mencerna tanah dalam jumlah yang besar, dengan demikian telah menjadi potensi untuk peningkatan aerasi tanah sehingga dapat memperbaiki struktur tanah.

Populasinya mulai berkurang, mengapa?

Kegiatan pertanian modern mulai mengancam keberadaan cacing tanah di alam

Namun, tidak dapat dipungkiri pula, cacing tanah juga dapat menjadi berkurang populasi nya dengan seiring berkembang nya teknologi untuk pertanian serta kebutuhan akan sumber daya. Beberapa hasil penelitian di Mexico dan Brasilia menunjukkan bahwa alih guna hutan menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan perubahan diversitas cacing tanah berupa hilangnya spesies native dan munculnya spesies eksotik.

Penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian konvensional secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang mana secara otomatis juga akan menyebabkan penurunan makrofauna tanah sah satu nya cacing. Beberapa peneliti menyatakan bahwa pengolahan tanah secara intensif, pemupukan dan penanaman pertanian secara monokultur dan polikultur serta penggunaan pestisida untuk pemberantasan hama pada sistem pertanian konvensional juga dapat menyebabkan penurunan biodiversitas makrofauna tanah.

Cacing tanah mempunyai andil yang besar di dalam melakukan perombakan materi tumbuhan dan hewan yang telah mati, serta turut berperan dalam menentukan fertilitas tanah.

Secara ringkas, cacing tanah memiliki manfaat diantaranya:

  1. Memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah
  2. Meningkatkan daya serap air permukaan
  3. Menyuburkan tanah
  4. Mengurangi kepadatan tanah
  5. Meningkatkan pemanfaatan limbah organik dan sebagai sumber pupuk organik
  6. Bahan pakan ikan, ternak dan juga sebagai umpan pancing

Bagaimana? Sudah lebih kenal dengan cacing tanah? Tidak disangka hewan kecil ini memiliki sejuta manfaat bagi tanah dan lebih jauh juga untuk tanaman yang tumbuh di atas nya. Tetap masih geli dan jijik? Tidak masalah, selama tidak langsung buru-buru membunuh cacing. Nanti, kalo cacing-cacing pada mati, siapa yang bantu menyuburkan tanah? Hayoo. Salam lestari!

Referensi :
Suin, N. M. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara, Bandung.

By Muhammad Imaduddin Suria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *