fbpx

Pertanian Presisi, Keniscayaan Masa Depan

Sudah menjadi hal yang umum bahwa dunia semakin berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi lebih kompleks seiring berjalannya zaman. Konsekuensi dari berjalannya masa salah satunya adalah bahwa ilmu praktikal akan semakin berevolusi demi mengimbangi kebutuhan manusia yang kompleks. 

Ilmu pertanian pun tidak luput dari perkembangan zaman. Sebagai sektor yang paling penting dalam sejarah manusia, pertanian tidak akan pernah mati selama umat manusia masih mengandalkan asupan nabati. Salah satu teknologi tertua umat manusia berasal dari tradisi bertani dan hingga saat ini masih terus berkembang, karena baik masyarakat tradisional maupun modern masih memiliki tradisi bertani.

Sejak zaman dahulu, pertanian memiliki masalah yang sama: tetang keberagaman. Pertanian akan lebih mudah dilakukan apabila seluruh area di permukaan bumi memiliki variabel yang sama. Namun pada kenyataannya, setiap area akan memiliki perbedaan baik itu tanahnya, jenis tanamannya, cuaca, alat, hingga organisme di sekitarnya. 

Ilmuwan sepakat bahwa faktor – faktor yang disebutkan di atas penting, sehingga keberhasilan pertanian dalam suatu wilayah amat mungkin berbeda satu sama lain. Banyaknya faktor keberagaman ini menuntut adanya konsep pertanian yang presisi, artinya manajemen pertanian yang akurat dan tepat yang bisa diterapkan dalam ruang dan waktu tertentu.

Selayang Pandang Pertanian Presisi

Pierce & Nowak (1999) mendefinisikan pertanian presisi sebagai penerapan teknologi dan prinsip untuk mengatur keberagaman ruang dan waktu yang berkaitan dengan konsep pertanian dengan maksud untuk meningkatkan produksi panen dan kualitas lingkungan. 

Tujuan dari pertanian presisi adalah untuk mencocokkan input pertanian dengan praktik terhadap kondisi lahan yang terlokalisasi untuk melakukan hal yang tepat, pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat.

Dalam konsep yang lebih modern, cakupan pertanian presisi menjadi semakin luas. Pertanian presisi menjadi sistem industri pertanian yang memberikan perlakuan presisi pada semua mata rantai agribisnis, dari hulu (on-farm) sampai ke hilir (off farm), dengan mengoptimalkan food productivity, food security, food quality, food safety dan food sustainability, serta meminimalisasi food loss, food waste, and environmental damage (Nugroho 2022), Dengan kata lain, pertanian presisi kini tidak hanya berkutat dalam lahan (on-site) saja, namun hingga ranah luar (out-site) lahan mencakup faktor sosioekonomi dan lingkungan.

Menurut Pangestika (2020), terdapat beberapa falsafah yang mendasari pertanian presisi, yaitu:

  1. Makna pertanian adalah sebuah proses penyediaan kebutuhan pokok primer manusia melalui kegiatan budidaya sumber daya hayati yang bersifat holistik dari hilir ke hulu.
  2. Pertanian bersifat heterogen dan dinamis (memiliki berbagai variabel dan keberagaman), tidak boleh diasumsikan homogen dan statis.
  3. Pertanian dikelola menggunakan teknologi yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga segala tindakan bisa dilaksanakan secara tepat dan teliti, ,bukan pengamatan tanpa dasar dan kasar.
  4. Manajemen pertanian semestinya berbasis fakta data, ilmu dan pengetahuan, bukan berbasis pada kebiasaan, pengalaman, intuisi, dan asumsi semata.
Evolusi Pertanian (Petrovic, 2024)

Teknologi dalam Pertanian Presisi

Yield Monitoring (Sumber: openprairie.sdstate.edu)
Gambaran GIS (Sumber: saylordotorg.github.io)

Pertanian presisi terkadang disebut dengan Smart Farming. Istilah ini menggambarkan penggunaan data dan informasi dalam komunikasi modern di bidang pertanian. Data dan informasi ini terkumpul dalam satu cloud yang terintegrasi, yang bisa diakses dengan platform digital seperti ponsel atau komputer. Pengumpulan informasi penting seperti status hara, kelembaban udara, kondisi cuaca, semuanya diperoleh dari lapangan secara manual maupun otomatis. Dengan bantuan teknologi, petani mendapatkan informasi yang tepat dan dapat mengambil keputusan yang baik dalam menjalankan manajemen pertanian yang efektif dan efisien (Soedarto, 2022). Terdapat lima komponen teknologi utama yang digunakan dalam praktik manajemen pertanian presisi. Kelima teknologi tersebut adalah (Rains, 2009):

1. Geographical Information Systems (GIS)

GIS adalah perangkat lunak komputer yang menyediakan penyimpanan data, pemulihan, dan pentransformasi data spasial (keruangan). Teknologi ini mampu mengatur data pertanian seperti tipe tanah, level hara, dan lainnya dalam layer dan menyimpan data tersebut dalam perangkat lunaknya. GIS yang berfungsi secara maksimal mampu digunakan untuk menganalisis karakteristik tiap layer untuk dikembangkan sebagai peta yang bersifat praktikal.

2. Global Positioning Systems (GPS)

GPS adalah kumpulan 24 satelit pada ketinggian orbit di atas bumi yang dikembangkan untuk menunjukkan dengan tepat suatu objek di atas permukaan bumi. Kegunaan utama GPS adalah memungkinkan penggunanya untuk kembali pada satu lokasi tertentu secara berulang – ulang. Hal ini amat berguna dalam pengaplikasian hara dan irigasi pada lokasi yang tepat dan akurat.

3. Sensor

Sensor secara ringkas diartikan sebagai mekanisme untuk mendeteksi suatu variabel di lapangan. Teknologi ini manual dilakukan dengan mengandalkan sensor kit seperti soil test kit, chlorophyll meter leaf, PUTK, dll. Sensor yang lebih modern dikenal dengan istilah remote sensing (pengindraan jauh), yang mengandalkan perangkat udara seperti pesawat atau drone.

4. Variable Rate Technology (VRT)

VRT adalah seperangkat aplikasi yang digunakan untuk mengatur dan merencanakan pengaplikasian faktor tertentu pada lahan seperti pupuk dan pestisida. VRT ini biasanya dilakukan dengan membuat peta yang menggambarkan rencana aplikasi, yang lalu di-install pada kendaraan atau alat yang nantinya akan secara otomatis mengaplikasikan protokol dari petani ke lahan secara akurat.

5. Yield Monitoring (YM)

YM adalah sebuah metode untuk mengawasi produksi panen dengan evaluasi. YM akan menunjukkan variabilitas panen dan produksi panen pada lahan dalam bentuk gradiasi warna pada peta, yang nantinya bisa digunakan untuk perencanaan pertanian selanjutnya. 

Strategi Penerapan Pertanian Presisi 

Hingga saat ini (tahun 2024), sudah banyak teknologi dan sistem yang mendukung penerapan pertanian presisi. Ilmuwan telah mengembangkan beberapa sistem canggih yang bisa diterapkan di lahan pertanian. Contohnya seperti smart irrigation, drone sprayer, robot tanam, smart fertilization system, smart pest control, hingga pemakaian berbagai aplikasi yang mudah diunduh melalui ponsel. Pada negara berkembang, pertanian presisi sayangnya masih belum banyak diterapkan. Padahal, demi meningkatkan strategi pangan nasional, seluruh petani diharapkan mampu meningkatkan produksi panennya. Dalam konteks ini, maka pemerintah memiliki andil yang besar dalam penerapan pertanian presisi.

Penerapan pertanian presisi tidak cukup hanya dengan percontohan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk menerapkan strategi pertanian presisi (Aubert 2012): 

  1. Pertama, regulasi. Regulasi akan menuntut pemerintah mengadakan teknologi, sosialisasi pertanian presisi, konsultasi, hingga platform yang mudah diakses seluruh petani. Dengan adanya regulasi, petani akan lebih bersemangat mengadopsi pertanian presisi, karena pemerintah sendiri yang mengayomi dan mengawasi penerapan sistem pertanian presisi.
  2. Kedua, standarisasi. Salah satu masalah utama dari penerapan pertanian presisi di seluruh dunia adalah masalah standarisasi. Standarisasi akan memungkinkan adanya integrasi yang teruji antara sensor, traktor, komputer, GPS, dll. Sistem yang lebih teruji akan membuat petani lebih yakin dalam mengadopsi sistem pertanian presisi.
  3. Ketiga, Koordinasi. Hubungan yang baik antara pemerintah, petani, ilmuwan, ahli IT, hingga pemilik modal akan menjadikan penerapan pertanian presisi menjadi lebih mudah. Masing – masing pihak memiliki perannya tersendiri, dan keterbukaan harus menjadi moral yang dijunjung tinggi oleh semua pihak.
  4. Keempat, strategi teknologi informasi secara nasional. Kunci dari pertanian presisi adalah teknologi, sehingga protokol teknologi informasi juga harus diperhatikan. Poin ini termasuk juga dalam pembangunan infrastruktur IT. 

Jika anda tertarik untuk menerapkan pertanian presisi pada pertanian anda namun bingung dengan langkah awal, Sitibecik menawarkan manajemen lahan berbasis pertanian presisi. Jika anda hendak berdiskusi lebih lanjut, silakan hubungi kami dengan klik tautan berikut

Pertanian presisi terbukti meningkatkan produktivitas panen, sehingga sangat disarankan untuk para petani. Pemerintah Indonesia sendiri telah membuat master plan pertanian presisi yang bisa diterapkan secara langsung. Silakan unduh master plan-nya (https://psp.pertanian.go.id/storage/1441/e_Book–Pertanian-Presisi-4-April–2023.pdf)

Daftar Referensi

  • Aubert, B.A., Schroeder, Andreas., dan Grimaudo, Jonathan. 2012. IT as Enabler Of Sustainable Farming: An Empirical Analysis of Farmers’ Adoption Decision of Precision Agriculture Technology. Elseveier Vol. 54 Issue 1: halaman 510-520.
  • Nugroho, B.D.A. 2022. Integrasi Agri-tech dan Agribisnis dalam Mendukung Pertanian Modern dan Presisi di Indonesia. Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.
  • Pangestika, Maria dkk. 2020. Smart Farming: Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  • Petrovic, Bojana., Zoubek, Tomáš., Bumbalek, Roman., dan Kunes, Radim. 2024. Application of Precision Agriculture Technologies in Central Europe-Review. Journal of Agriculture and Food Research 15 (2024) 101048.
  • Pierce., F.J., dan Nowak P. 1999. Aspects of Precision Agriculture. Advances in Agronomy 63: 1 – 67.
  • Rains, Glen. 2009. Precision Farming: An Introduction. The University of Georgia: Colleges of Agricultural and Enviromental Sciences & Family and Consumer Sciences.
  • Shafi, Uferah., Mumtaz, Rafia., Garcia-Neto, José., Hassan, S.A., Zaidi, S.A.R., dan Iqbal, Naveed. 2019. Precision Agriculture Techniques and Practices: From Considerations to Applications. Sensor 19 (17).
  • Soedarto, Teguh., dan Ainiyah, R.K. 2022. Teknologi Pertanian Menjadi Petani Inovatif 5.0: Transisi Menuju Pertanian Modern. Ponorogo: Penerbit Uwais Inspirasi Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *